Kamis, 28 Februari 2013

Just Memories


“Hah? Seriusan Han?” wajahnya terkejut. “jadi selama ini yang sering dibicarain sama Dicky. Hana itu elo?” lanjutnya.

“ahaha mungkin iya. Emang Dicky sering ngomongin gue Za?” respon ku

Entah ini cinta monyet atau apa. Tapi kisah ini seperti kisah kisah sinteron yang biasanya ber-seson  sampe 6 atau bahkan lebih. Cinta masa SMP yang terungkap kembali di masa SMA. Aku sempat dekat dengan sahabatnya sahabat SMA ku saat ini. Emm memang sulit untuk dimengerti, aku pun susah untuk mendeskripsikannya. Namun ini benar benar nyata. Dan aku sangat terkejut saat mendengar semua ceritanya.

“engga pernah cerita langsung sih, tapi setau gue dia suka sama cewek yang namanya Hana” jelasnya

“haha Dicky..Dicky..”

“ciyeee ehem, jangan jangan lo juga suka ya sama dia?”

“siapa sih orang yang gak suka sama dia? Udah cool, aduh kece deh pokoknya”

“ahaha iya sih, jadinya?”

“jadinya? Dilupain ajalah Za. Dia juga cuma masa lalu gue, just memories aja lah” pintasku

Seketika aku terdiam, terlintas beberapa kisah yang pernah aku lalui bersamanya. Namun sesuatu yang terasa besar menghantam kepalaku

“aw! Apa apaan nih!” protesku sembari menengadahkan kepala yang mulai pusing karena hentakan benda bulat besar berwarna coklat, benda itu menggelinding kencang hingga berhenti disepasang sepatu basket itu.

“eh Han sorry, gue gak sengaja”

sepintas terdengar suara yang sepertinya aku kenal, dan benar saja aku mengenalinya

“eh hah? Iya eng..gak apa apa kok Ki hehe” balasku sembari menggaruk garuk kepala, terdengar sedikit gugup ya memang saat itu aku sedang amat sangat gugup

“yaudah gue main dulu ya Han, sorry sekali lagi” ucapnya dengan senyum simpul di bibir tipisnya

“oh oke, iya gapapa kok Ki haha lupain aja” jawabku dengan sikap yang sedikit memalukan.

Dan lamunan ku buyar dengan sedikit senggolan tangan Reza

“Han? Lo kenapa sama Kiki? Segitu gugupnya ngobrol sama dia sampe merah gitu muka lo”

“hah? masa sih muka gua merah? ciyus lo Za? Miapah?” jawabku panik. “itu Za.. itu dia orangnya yang gantiin Dicky di otak gua selama ini” lanjutku dengan lembut dan wajah tersipu

“oooh jadi Kiki yang gantiin Dicky. Cerita lo sama gue! cepet” palak sahabat terdekatku ini, dan waktupun terus berlalu hingga sore datang dan Reza mengantarkanku kembali kerumah.

Hampir 2 tahun aku tak mendengar sedikit kabarpun dari Dicky, yang terakhir aku ketahui Ia melanjutkan sekolah di luar negeri. Ya itu keputusan yang baik untuk menjauhkan fikiran ku darinya. Malam tiba, aku bergegas menghampiri kasur empukku dengan p­iyama pemberian ayah, namun

Drrrt..drrrtt..

Tanda pesan masuk, kubuka handphone ku dengan cepat dan ternyata betapa terkejutnya aku ketika seseorang yang sudah lama tak ku tau kabarnya mencoba mengabariku kembali.

From : Dicky
Hay jenong.. apa kabar lo? masih inget gue engga? Hehe

“hah?Dicky?ciyus ini Dicky?dia ngabarin gue lagi?” pikirku senang. Aku jingkrak jingkrakan diatas kasur sampai akhirnya keningku menghantam kerasnya lantai kamar. “aww!!”

Aku segera membalas pesan itu dengan cepat.

Btw, jangan kaget dengan panggilan ‘jenong’ dari Dicky. Itu panggilan sayang untukku sejak dulu. Walaupun sedikit tak enak didengar, namun aku senang dengan itu semua. hehe

To : Dicky
Hay Ky, Alhamdulillah kabar gue baik. Masih inget lah hehe gimana kabar lo?

“halah sepik sepik nanya kabar lo Han!padahal kangen berat haha” fikiran nakalku bermain.

Sms itu berlanjut hingga larut malam.

***

“Za,lo liat deh Kiki. Manis banget ya dia pake baju basket gitu” ujarku tanpa sadar kepada makhluk disampingku ini.

“halah elo Han, Kiki mulu yang difikirin. Oiya lu bilang Dicky sms lu lagi? Kok bisa sih? Cerita dong” ucap Reza sembari memukul pelan lengan kiriku.

“oh ituuu, hehe nih gini ceritanya..”

Aku mengabulkan permintaan Reza untuk menceritakan kisah yang satu ini hingga sore tiba. Ketika mulutku sudah lelah berbicara, aku memutuskan untuk men-cek ponsel ku sebentar. Dan tanpa aku sadari 3 sms masuk dari orang yang baru saja aku bicarakan.

From : Dicky
Jenong.. lo dimana?

From : Dicky
Nong.. dimana sih? Gue jemput lo ya? Masih disekolah kan?

From : Dicky
Jeeeeenoooong gue udah didepan nih. Keluar dong!!

“yaampun!!” gumamku pelan sembari membereskan barang barangku yang berantakan dibangku taman, dan segera bergegas pergi meninggalkan Reza tanpa sempat berpamitan

“Han? Lo mau kemana? Gue ditinggal nih? Eh Hanaaa!!” terdengar teriakan Reza dari kejauhan, aku hanya membalas degan lambaian tangan kiriku.
Aku segera membalas sms Dicky dengan panik.

From : Dicky
Ky sorry baru bales, gue baru selesai kelas nih. Lo dimana?

“aduh pake segala boong kan gue” pikirku

Baru beberapa langkah keluar pagar aku melihat sebuah mobil JAZZ putih berplat B 14 NKA milik Dicky. Aku berlari kecil menghampiri mobil itu, dan benar saja aku sangat mengenali wajah Indo yang mulai kusut menunggu lama. Dengan tersentak aku berteriak “DICKYYYYY!!!”

Ia hanya membalas dengan senyum sinis khasnya, aku terdiam. “sorry Ky gue lama,sorry kalo lo marah” suasana hening. Semua terdiam hingga ada sepasang tangan manusia yang mulai menggendong tubuh mungilku.

“mana mungkin sih gue marah sama manusia jenong kayak loo!! haha” aku terkejut dengan ucapannya, sebuah senyum semeringah terpancar dari wajahku dan Dicky.

“haha udah ah turunin gue, emang gue anak kecil apa” ucapku manja

“iya emang lo masih kecil” ujarnya sembari menyentuh ujung hidungku dengan manis

Kami bergegas pergi meninggalkan sekolah ku, berbincang didalam mobil, makan di café favorite kami, main di taman, sampai akhirnya awan memperlihatkan warna gelapnya dan aku pun diantar pulang oleh Dicky.

“gue masuk duluan ya, makasih Ky buat hari ini hehe dadah” tanganku melambai, dan dibalas oleh lambaian tangan Dicky

Sesampainya dikamar, handphone ku berdering. Memang sengaja aku ubah menjadi deringan nada panjang agar aku menyadari jika ada pesan masuk.

From : Reza
Han, lo dimana?

“tumben ini orang sms gue.ada apaan ya” gumamku pelan

To : Reza
Gue dirumah, kenapa Za?

Aku berniat untuk membersihkan tubuhku dahulu sebelum beranjak tidur, setelah seharian berkecimpung di kotornya udara Jakarta. Kudengar 2 kali handphone ku berdering, tanda ada 2 pesan masuk disana.

Setelah selesai mandi aku membuka handphone dan benar ada 1 pesan dari Reza, dan 1 lagi dari Dicky.
Segera ku buka pesan pertama

From : Reza
Gpp, kemana lu tadi? Maen tinggalin gue gitu aja-_-

Tanpa sedikitpun menggubris pesan itu, aku segera membuka pesan dari Dicky. Dan betapa terkejutnya ketika aku membaca pesan itu. Pesan yang berisikan..

From : Dicky
Tft Jenong {}:*

“hah emot apaan itu?cium?mata gua rabun nih ye” benakku. Kubalas pesan itu cepat

To : Dicky
Sama sama ya Ky :D

Saking senangnya aku hanya dapat membalas seperti itu. Dan tanpa disangka balasan demi balasan pun masuk dengan cepatnya tanpa lelah.

From : Dicky
Rindumu disana :*

To : Dicky
Ciyeee maksudnya apaan tuh? Tumben bilang gitu :D

Aku terdiam sejenak. Aku terlihat panik dengan jantung berdetak kencang. Dan penjelasannya pun datang ..

From : Dicky
Aku sayang kamu Han dari dulu, maaf aku baru bisa jelasin sekarang. Aku takut buat bilang hal ini sama kamu hehe

Aku terdiam, aku benar benar terdiam. Dicky berhasil membuat aku terpatung cukup lama, berkali kali hanya kupandangi tulisan yang ada di layar handphone ku itu. Tak tau harus membalas apa, untuk berfikir pun sulit ku lakukan. Akhirnya kuberanikan jemariku untuk mengetik perlahan

To : Dicky
Makasih ya Ky :)

Balasan datang.

From : Dicky
Makasih untuk apa? Aku gak maksa kamu buat jawab sekarang kok Han hehe

“aaaaa tidaaaaak!! Apa apaan sih ini. masa lalu gue bener bener dateng lagi. Gue harus apaa!!” teriakku.
Belum sempat ku balas pesan itu, handphone ku bergetar (lagi). 2 pesan disana, dari 2 makhluk yang berbeda.

From : Reza
Han..

From : Dicky
Udah gausah difikirin, terserah kamu mau jawab kapan. Besok aku jemput kamu ya kesekolah, maaf buat kamu kaget malam ini hehe loveyou Jenongku :*{}

“omaygaaaat” aku terenyuh.melayang rasanya membaca pesan kedua itu.
Kuputuskan untuk membalas pesan Reza dan mengabaikan Dicky. Aku mulai bercerita tentang apa yang aku rasakan malam itu kepadanya.

***

“tin..tin..”

Terdengar bunyi klakson diluar sana. Sebelum meninggalkan rumah aku kuatkan keputusanku malam tadi.

“pagi jenongkuu” serunya sembari mengelus lembut kepalaku

“pagi Ky” jawabku tanpa melihat wajahnya sedikitpun. Kumasuki mobil itu dan duduk disampingnya. Dicky mulai bersuara, aku menjawab pernyataannya tadi malam. Semoga ini jawaban yang ingin Ia dengar.

“serius?makasih ya Hana. Aku janji gak akan ngecewain kamu” tanganku digenggamnya dengan lembut, terasa kecupan hangat disana.


-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar