“Hah? Seriusan
Han?” wajahnya terkejut. “jadi selama ini yang sering dibicarain sama Dicky.
Hana itu elo?” lanjutnya.
“ahaha
mungkin iya. Emang Dicky sering ngomongin gue Za?” respon ku
Entah
ini cinta monyet atau apa. Tapi kisah ini seperti kisah
kisah sinteron yang biasanya ber-seson
sampe 6 atau bahkan lebih. Cinta masa SMP yang terungkap kembali di masa SMA.
Aku sempat dekat dengan sahabatnya sahabat SMA ku saat ini. Emm memang sulit
untuk dimengerti, aku pun susah untuk mendeskripsikannya. Namun ini benar benar
nyata. Dan aku sangat terkejut saat mendengar semua ceritanya.
“engga
pernah cerita langsung sih, tapi setau gue dia suka sama cewek yang namanya
Hana” jelasnya
“ciyeee
ehem, jangan jangan lo juga suka ya sama dia?”
“siapa
sih orang yang gak suka sama dia? Udah cool, aduh kece deh pokoknya”
“ahaha
iya sih, jadinya?”
“jadinya?
Dilupain ajalah Za. Dia juga cuma masa lalu gue, just memories aja lah”
pintasku
Seketika
aku terdiam, terlintas beberapa kisah yang pernah aku lalui bersamanya. Namun
sesuatu yang terasa besar menghantam kepalaku
“aw!
Apa apaan nih!” protesku sembari menengadahkan kepala yang mulai pusing karena
hentakan benda bulat besar berwarna coklat, benda itu menggelinding kencang
hingga berhenti disepasang sepatu basket itu.
“eh
Han sorry, gue gak sengaja”
sepintas
terdengar suara yang sepertinya aku kenal, dan benar saja aku mengenalinya
“eh
hah? Iya eng..gak apa apa kok Ki hehe” balasku sembari menggaruk garuk kepala,
terdengar sedikit gugup ya memang saat itu aku sedang amat sangat gugup
“yaudah
gue main dulu ya Han, sorry sekali lagi” ucapnya dengan senyum simpul di bibir
tipisnya
“oh
oke, iya gapapa kok Ki haha lupain aja” jawabku dengan sikap yang sedikit
memalukan.
Dan
lamunan ku buyar dengan sedikit senggolan tangan Reza
“Han?
Lo kenapa sama Kiki? Segitu gugupnya ngobrol sama dia sampe merah gitu muka lo”
“hah?
masa sih muka gua merah? ciyus lo Za? Miapah?” jawabku panik. “itu Za.. itu dia
orangnya yang gantiin Dicky di otak gua selama ini” lanjutku dengan lembut dan
wajah tersipu
“oooh
jadi Kiki yang gantiin Dicky. Cerita lo sama gue! cepet” palak sahabat
terdekatku ini, dan waktupun terus berlalu hingga sore datang dan Reza
mengantarkanku kembali kerumah.
Hampir
2 tahun aku tak mendengar sedikit kabarpun dari Dicky, yang terakhir aku
ketahui Ia melanjutkan sekolah di luar negeri. Ya itu keputusan yang baik untuk
menjauhkan fikiran ku darinya. Malam tiba, aku bergegas menghampiri kasur
empukku dengan piyama pemberian ayah, namun
Drrrt..drrrtt..
Tanda
pesan masuk, kubuka handphone ku dengan cepat dan ternyata betapa terkejutnya
aku ketika seseorang yang sudah lama tak ku tau kabarnya mencoba mengabariku
kembali.
From :
Dicky
Hay
jenong.. apa kabar lo? masih inget gue engga? Hehe
“hah?Dicky?ciyus
ini Dicky?dia ngabarin gue lagi?” pikirku senang. Aku jingkrak jingkrakan
diatas kasur sampai akhirnya keningku menghantam kerasnya lantai kamar. “aww!!”
Aku
segera membalas pesan itu dengan cepat.
Btw,
jangan kaget dengan panggilan ‘jenong’ dari Dicky. Itu panggilan sayang untukku
sejak dulu. Walaupun sedikit tak enak didengar, namun aku senang dengan itu
semua. hehe
To :
Dicky
Hay
Ky, Alhamdulillah kabar gue baik. Masih inget lah hehe gimana kabar lo?
“halah
sepik sepik nanya kabar lo Han!padahal kangen berat haha” fikiran nakalku
bermain.
Sms
itu berlanjut hingga larut malam.
***
“Za,lo
liat deh Kiki. Manis banget ya dia pake baju basket gitu” ujarku tanpa sadar
kepada makhluk disampingku ini.
“halah
elo Han, Kiki mulu yang difikirin. Oiya lu bilang Dicky sms lu lagi? Kok bisa
sih? Cerita dong” ucap Reza sembari memukul pelan lengan kiriku.
“oh
ituuu, hehe nih gini ceritanya..”
Aku
mengabulkan permintaan Reza untuk menceritakan kisah yang satu ini hingga sore
tiba. Ketika mulutku sudah lelah berbicara, aku memutuskan untuk men-cek ponsel ku sebentar. Dan tanpa aku
sadari 3 sms masuk dari orang yang baru saja aku bicarakan.
From :
Dicky
Jenong..
lo dimana?
From :
Dicky
Nong..
dimana sih? Gue jemput lo ya? Masih disekolah kan?
From :
Dicky
Jeeeeenoooong
gue udah didepan nih. Keluar dong!!
“yaampun!!”
gumamku pelan sembari membereskan barang barangku yang berantakan dibangku
taman, dan segera bergegas pergi meninggalkan Reza tanpa sempat berpamitan
“Han?
Lo mau kemana? Gue ditinggal nih? Eh Hanaaa!!” terdengar teriakan Reza dari
kejauhan, aku hanya membalas degan lambaian tangan kiriku.
Aku
segera membalas sms Dicky dengan panik.
From :
Dicky
Ky
sorry baru bales, gue baru selesai kelas nih. Lo dimana?
“aduh
pake segala boong kan gue” pikirku
Baru
beberapa langkah keluar pagar aku melihat sebuah mobil JAZZ putih berplat B
14 NKA milik
Dicky. Aku berlari kecil menghampiri mobil itu, dan benar saja aku sangat
mengenali wajah Indo yang mulai kusut menunggu lama. Dengan tersentak aku
berteriak “DICKYYYYY!!!”
Ia
hanya membalas dengan senyum sinis khasnya, aku terdiam. “sorry Ky gue
lama,sorry kalo lo marah” suasana hening. Semua terdiam hingga ada sepasang
tangan manusia yang mulai menggendong tubuh mungilku.
“mana
mungkin sih gue marah sama manusia jenong kayak loo!! haha” aku terkejut dengan
ucapannya, sebuah senyum semeringah terpancar dari wajahku dan Dicky.
“haha
udah ah turunin gue, emang gue anak kecil apa” ucapku manja
“iya
emang lo masih kecil” ujarnya sembari menyentuh ujung hidungku dengan manis
Kami
bergegas pergi meninggalkan sekolah ku, berbincang didalam mobil, makan di café
favorite kami, main di taman, sampai akhirnya awan memperlihatkan warna
gelapnya dan aku pun diantar pulang oleh Dicky.
“gue
masuk duluan ya, makasih Ky buat hari ini hehe dadah” tanganku melambai, dan
dibalas oleh lambaian tangan Dicky
Sesampainya
dikamar, handphone ku berdering. Memang sengaja aku ubah menjadi deringan nada
panjang agar aku menyadari jika ada pesan masuk.
From :
Reza
Han,
lo dimana?
“tumben
ini orang sms gue.ada apaan ya” gumamku pelan
To :
Reza
Gue
dirumah, kenapa Za?
Aku
berniat untuk membersihkan tubuhku dahulu sebelum beranjak tidur, setelah
seharian berkecimpung di kotornya udara Jakarta. Kudengar 2 kali handphone ku
berdering, tanda ada 2 pesan masuk disana.
Setelah
selesai mandi aku membuka handphone dan benar ada 1 pesan dari Reza, dan 1 lagi
dari Dicky.
Segera
ku buka pesan pertama
From :
Reza
Gpp,
kemana lu tadi? Maen tinggalin gue gitu aja-_-
Tanpa
sedikitpun menggubris pesan itu, aku segera membuka pesan dari Dicky. Dan
betapa terkejutnya ketika aku membaca pesan itu. Pesan yang berisikan..
From :
Dicky
Tft
Jenong {}:*
“hah
emot apaan itu?cium?mata gua rabun nih ye” benakku. Kubalas pesan itu cepat
To :
Dicky
Sama
sama ya Ky :D
Saking
senangnya aku hanya dapat membalas seperti itu. Dan tanpa disangka balasan demi
balasan pun masuk dengan cepatnya tanpa lelah.
From :
Dicky
Rindumu
disana :*
To : Dicky
Ciyeee
maksudnya apaan tuh? Tumben bilang gitu :D
Aku
terdiam sejenak. Aku terlihat panik dengan jantung berdetak kencang. Dan
penjelasannya pun datang ..
From :
Dicky
Aku
sayang kamu Han dari dulu, maaf aku baru bisa jelasin sekarang. Aku takut buat
bilang hal ini sama kamu hehe
Aku
terdiam, aku benar benar terdiam. Dicky berhasil membuat aku terpatung cukup
lama, berkali kali hanya kupandangi tulisan yang ada di layar handphone ku itu.
Tak tau harus membalas apa, untuk berfikir pun sulit ku lakukan. Akhirnya
kuberanikan jemariku untuk mengetik perlahan
To :
Dicky
Makasih
ya Ky :)
Balasan
datang.
From :
Dicky
Makasih
untuk apa? Aku gak maksa kamu buat jawab sekarang kok Han hehe
“aaaaa
tidaaaaak!! Apa apaan sih ini. masa lalu gue bener bener dateng lagi. Gue harus
apaa!!” teriakku.
Belum
sempat ku balas pesan itu, handphone ku bergetar (lagi). 2 pesan disana, dari 2
makhluk yang berbeda.
From :
Reza
Han..
From :
Dicky
Udah
gausah difikirin, terserah kamu mau jawab kapan. Besok aku jemput kamu ya
kesekolah, maaf buat kamu kaget malam ini hehe loveyou Jenongku :*{}
“omaygaaaat”
aku terenyuh.melayang rasanya membaca pesan kedua itu.
Kuputuskan
untuk membalas pesan Reza dan mengabaikan Dicky. Aku mulai bercerita tentang
apa yang aku rasakan malam itu kepadanya.
***
“tin..tin..”
Terdengar
bunyi klakson diluar sana. Sebelum meninggalkan rumah aku kuatkan keputusanku
malam tadi.
“pagi
jenongkuu” serunya sembari mengelus lembut kepalaku
“pagi
Ky” jawabku tanpa melihat wajahnya sedikitpun. Kumasuki mobil itu dan duduk
disampingnya. Dicky mulai bersuara, aku menjawab pernyataannya tadi malam.
Semoga ini jawaban yang ingin Ia dengar.
“serius?makasih
ya Hana. Aku janji gak akan ngecewain kamu” tanganku digenggamnya dengan
lembut, terasa kecupan hangat disana.
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar