Senin, 11 Maret 2013

Sembilan Belas

Pernahkah kau merasaJarak antara kitaKini semakin terasaSetelah kau kenal dia
Aku tiada percayaTeganya kau putuskanIndahnya cinta kitaYang tak ingin ku akhiriKau pergi tinggalkanku
Tak pernahkah kau sadariAkulah yang kau sakitiEngkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari
Oh Tuhan tolonglah akuHapuskan rasa cintakuAkupun ingin bahagiaWalau tak bersama dia***Selesai ku nyanyikan senandung lagu lewat piano yang menemaniku selama kurang lebih 4 tahun ini aku kembali ke mejaku.Aku adalah penyanyi cafe yang sedang galau sepertinya. Bagas , kekasihku oh tidak ! saat ini dia mantanku. Dia pergi karena dia lebih memilih perempuan lain yang jauh lebih dari aku. Aku dan keluarganya sudah sangat dekat. Dan aku rajin ke rumahnya tiap seminggu sekali. Mungkin ini yang membuat aku sangat menyayanginya. Tiba tiba lamunanku terhenti akan seseorang yang kini duduk tepat di depanku."Hai, gue boleh duduk disini? Gue liat lo nglamun mulu. Kesambet dah lo ntar. Kenalin gue Bagus. Lo?" Tanyanya sangat cerewet sekali. Sungguh pria yang tak punya sopan santun, batinku."Gue Manda. Dari tadi lo juga udah duduk kan. Kalo mau ijin harusnya sebelum lo duduk" ucapku ketus."Oppps. Ga boleh ni gue duduk disini? Padahal gue pengin deket sama lo. Penyanyi cafe selama empat tahun dan baru ditinggal cowo lo karna selingkuh" ucapnya sembari pergi meninggalkanku"Tunggu !!" hentiku"Ada apa lagi nona manda manis?" tanya pria aneh itu"Darimana lo tau semua tentang gue?" Tanyaku saksama"Emm mau tau aja apa mau tau banget nii.." Godanya mencolek daguku. Aah pria itu !!"Ga usah colak colek gue ! Oke lo boleh duduk sini dan ceritain ke gue darimana lo tau semuanya sedangkan gue baru liat lo kali ini" Tanyaku terheran heran"Nona, gue ini udah disini sejak 4tahun yang lalu. Lo aja yang ga peka akan kehadiran gue. Gue suka sama suara lo. Makanya gue tiap malem dateng kesini" Jelasnya "Kok gue ga pernah liat lo?" Tanyaku lagi"Karena lo ga peka sama gue" UcapnyaObrolan kita tak terasa sudah jauh dari panggilan "gue-lo" menjadi "aku-kamu". Dia mirip sekali dengan bagas. Tapi itu hanya perasaanku saja karenaku terlalu memkirkannya. Bagus bener bener bisa buat aku tertawa lepas seperti dulu Bagas membuatku tertawa. Aku jatuh cinta kepadanya. Mungkin ini terlalu cepat, namun aku tak bisa berbuat apa apa. Ini yang terjadi. Aku akan move on !! "Kapan dan dimanapun kamu cari aku. Aku selalu duduk disini. Di meja nomer 19." Katanya dengan antusias"Sebenernya aku jadian sama Bagas pun di meja nomer 19 ini. hiks:(" ucapku sendu teringat saat Bagas pertama kali menyatakan perasaannya.***#Flashback"Manda, aku rasa aku mengagumimu lebih dari sekedar mengagumi. Aku jatuh cinta kepadamu. Would you be my girlfriend, forever?" Ucapnya memegang tanganku lembut"iya aku mau, Bagas" Aku pun menjawab dengan yakin. Karena ku rasa aku memang jatuh cinta padanya. Dia mengecup lembut keningku. Dan kami pun resmi berpacaran tepat tanggal 19 Februari 2011 tepat saat dia berulang tahun ke 17 tahun. Usia kita memang masih muda. Dan aku pun baru menginjak usia 16 tahun. namun aku yakin akan dirinya. ***"Hei melamun saja dirimu. Cepat nyanyi sana. Sudah dipanggil tuh" Dia mengagetiku dan aku pun terbangun dari lamunanku. "Maaf, oke aku kesana dulu ya" pamitku disertai senyum 

Tiba-tiba cinta datang kepadakuSaat ku mulai mencari cintaTiba-tiba cinta datang kepadakuKu harap dia rasakan yang sama
Di sesuatu saat ku melihat diaAda getaran membuatku rinduSenang hatiku saat ku dengar suaranyaIngin selalu ada di dekatnya
Saat ku sendiri ku bayangkan diaDatang padaku dengan cintaDi keramaian ku merasa sepiSaat tak ada dirinyaa
Ku petik gitarku, kali ini aku menggunakan gitar untuk mengawali lagu ku. Saat ku menatap ke arah Bagus. Dia sudah tak ada. Aku pun berdoa agar laguku cepat selesai dan mencari Bagus, saat ku tanya pada pelayan dia menjawab"Maaf nona, sedari tadi saya melihat anda hanya berbicara sendiri. Tak ada orang lain"Aku terkejut, aku tak percaya ! Tadi ada Bagus, pria berjas putih ada di depanku tadi. Tapi kenapa pelayan itu mengatakan demikian??"Mas jangan bercanda ya. Saya dari tadi duduk berdua mas" Aku pun mengeyel bahwa aku tadi duduk berdua. Dan memang itu yang terjadi"Terserah nona saja. Jika tak percaya tanyalah kepada orang diseluruh cafe ini. Semua melihat anda berbicara sendiri, tertawa sendiri bahkan menangis sendiri" Jelasnya membuatku tambah tak percaya. Ku lihat orang disekelilingku. Mereka menatapku niscaya mengatakan 'itu orang gila' aaa ada apa ini semua? Aku pun berlari keluar cafe.***Setiap hari aku menunggu Bagus di cafe, dan di meja nomer 19. Tapi bagus tak kunjung datang. Aku selalu menunggunya. Aku ingat sudah 2 minggu sejak berpisah dengan Bagas aku tak pernah mengunjungi ibunya. Aku dulu pernah berjanji akan terus mengunjungi apapun yang terjadi. Aku pun bergegas keluar cafe dan pergi ke rumah Bagas. Bagaimana nanti jika disana aku bertemu Bagas dengan kekasihnya yang baru? Bagaimana jika disana aku melihat Bagas sedang bermesraan. Bagaimana jika aku menangis disana? Bagaimana jika aku tak kuasa menahan air mata ini?Pertanyaan pertanyyan itu muncul. Tapi niat aku kesana kan untuk bertemu ibunya. Bukan anaknya.Sampai disana.
Ada tenda disana. Apa yang terjadi ? Apa Bagas dengan kekasihnya itu menikah? Mengapa secepat ini? Oh Tuhan !
"Kakaak Mandaaa" Angel adik bungsu Bagas memelukku. "Iya sayang? Kamu apa kabar? Bunda ada?" Tanya Manda"Dikamall kak, ayo matuuuk" katanya sedikit cadelSampai di kamarnya, aku lihat bundanya Angel sedang menangis"Bunda nanis telus, kata tante aa lagi pelgi, tapi ga puyang puyang.." jelas Angel. Aku masih tak mengerti"Emang aa pergi kemana sayang?" Tanyaku"Kemalen kemalen kaka pelgi teyus pulangnya pake mobil yang bunyi itu. Kakanya pelgi ke tempat ayah dulu. Di taloh di dalem tanah. Angel pengin ikut aa. Kata tante aa disana bahagia" Aku pun meneteskan air mata saat mendengar cerita Angel. "Jadi Bagas..." "Iya Bagas meninggal Nda, seminggu kemaren. Dia izin mau ketempat kamu manggung di cafe biasa. Dia mau nembak kamu lagi dan mau menikahi kamu. Tapi Tuhan berkata lain.." Kata Vero kakak Bagas, aku pun diajak ke kamar Bagas"Itu pakaian terakhir Bagas saat akan meminang kamu" Kata kak Vero menunjukkan jas putih. Tunggu ! itu jas yang dipakai Bagus malam itu. "Kapan Bagas meninggal kak?" Tanyaku"Seminggu yang lalu tepat tanggal 19 dan ulang tahun dia ke 19 tahun" Ungkapnya disertai air mata dari matanya"Jadi pria itu Bagas..." Lirihku"Pria apa Manda?" Tanya kak VeroAku pun menceritakan pertemuanku dengan Bagus dan kak Vero memelukku. Saat aku memeluk kak Vero. Bagas ada di depanku dan mengatakan"Love you Manda.."Aku pun menjawab dengan lirih"Love you too Bagas.."

#Created : Nurul Novania Nabilah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar